Bojonegoro – Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tidak hanya dikenal sebagai wilayah agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan pengelola hutan, tetapi juga memiliki kekayaan budaya dan objek wisata yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
Meskipun masih banyak warga yang hidup dalam kemiskinan, terutama di bagian selatan yang memiliki tanah kurang subur, Bojonegoro tetap menyimpan potensi besar. Pusat penduduk terbesar berada di Kota Bojonegoro yang terletak di tepi selatan Sungai Bengawan Solo.
Salah satu komunitas khas yang tinggal di wilayah ini adalah Suku Samin. Secara etnis tidak berbeda dengan masyarakat Jawa pada umumnya, namun mereka menjalani kehidupan dengan prinsip komunal yang unik. Kini, masyarakat Samin banyak bermukim di kawasan hutan jati di bagian barat daya Bojonegoro.
Tradisi dan Kesenian Lokal
Bojonegoro juga dikenal akan tradisi dan budaya khasnya. Salah satunya adalah Tayub, tarian pergaulan yang sangat populer di masyarakat Bojonegoro. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kaum pria, diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dibawakan oleh waranggono. Lirik lagu dalam Tayub umumnya berisi petuah atau nasihat. Hingga kini, Tayub masih kerap ditampilkan dalam acara-acara adat maupun hajatan warga, terutama di Kecamatan Temayang dan Bubulan, sekitar 30 kilometer dari pusat kota.
Selain Tayub, terdapat pula kesenian Wayang Thengul, sebuah wayang khas Bojonegoro berbentuk tiga dimensi. Wayang ini dimainkan dengan iringan gamelan pelog atau slendro, meskipun pertunjukannya kini semakin jarang ditemui. Wayang Thengul kerap dipentaskan di Kecamatan Kanor, sekitar 40 kilometer dari Kota Bojonegoro, dengan cerita yang banyak mengangkat kisah Menak.
Kerajinan Tangan yang Mendunia
Tak hanya budaya, Bojonegoro juga kaya akan produk kerajinan. Salah satu yang terkenal adalah kerajinan suvenir dari Desa Rendeng, Kecamatan Malo, sekitar 25 kilometer dari Kota Bojonegoro. Hasil kerajinan yang banyak dicari wisatawan antara lain celengan berbentuk hewan seperti harimau, sapi, dan kelinci.
Selain itu, di Desa Banaran, Kecamatan Malo, masyarakat setempat juga memproduksi berbagai patung kerajinan seperti sapi, rusa, dan kelinci yang kerap dijadikan cendera mata. Produk-produk ini tidak hanya diminati wisatawan lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk menembus pasar internasional.
Dengan kekayaan budaya, tradisi unik, serta kerajinan tangan yang khas, Bojonegoro menyimpan pesona wisata yang berharga dan layak dikembangkan. Potensi inilah yang diharapkan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, terutama bagi mereka yang masih hidup dalam keterbatasan.
0 Comments